Dimanakah samudra yang ku lalui
Dimanakah jurang yang telah kulewati
Dimanakah sungai yang telah kusebrangi
Dimanakah jalanan yang telah ku telusuri
Dimanakah gunung yang telah ku daki
Dimanakah seteguk air bekal perjalannku
Dimanakah oo.. dinamana?
Dari mana ku mulai berjalan
Sampai dimana ku mencari
Jalanan serasa tak berujung tak bertepi
Semua jejak kaki sirna dihempas angin nakal
Belum lagi kabut datang dan terus datang
Halau mentari yang hendak menyapaAllah ya Allah
Kekasih dari segala kekasih
Kekasih maha terkasih
Aku telah letih
Seluruh energi yang ku himpun ku serap
Kini tak tersisa lagi
Tiada daya tuk mendengar, tuk mengucap, tuk melihat
Dan merasakan manis asinnya kue serabi
Langkah-langkah kaki gontai kesana kemari
Tiada mengerti apa yang ku cari
Kekasih yang bukan kekasih teryata ia kukasihi
Ia yang ku kasihi ternyata bukanlah kekasih benar-benar kekasih
Yang benar-benar kekasih ku kasihi
Teryata ia bukan kekasih yang terkasih
Untuk apa
Untuk siapa
Aku curahkan kasih
Di hati galau
Sebab begitu banyak wajah-wajah kekasih
Tapi dimana kekasih sejati dalam hidup ini
Mungkin wajahnya bersembunyi di rona-rona semesta
Dari jangkrik sampai dinosaurus
Dari pasir sampai gunung
Dari cakrawala sampai molekul
Dari kehampaan sampai ketiada tenangan
Sampai aku tak mafhum
Apa arti kasih yang menyesaki dada ini?
Sumber : Huda Alam, 19-11-2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar